Kamis, 26 Maret 2009

Hancurnya Pendidikan di Indonesia

Kehancuran Pendidikan di Indonesia dimulai saat dunia kerja hanya melihat nilai yang ada di kertas (Ijazah/sejenisnya), dari situlah dimulai penghancuran Pendidikan, sehingga sekolah sekolah hanya berfikir bagaimana anak didiknya lulus dan mendapat nilai yang bagus untuk memenuhi permintaan dunia kerja, apalagi ditambahi pesanan atau semacam ancaman halus dari atas yang meminta anak didiknya harus lulus 100%.

Karena hal yang tercantum diatas maka Kepala Sekolah membentuk Tim tukang sulap-tukang sulap (Tim Sukses UNAS).

Padahal kesuksesan UNAS terletak pada pelaksanaan UNAS yang lancar tidak ada hambatan dan tidak ada pembocoran soal begitu juga pembocoran jawaban.

Lain halnya dengan Suksesnya Pembelajaran yaitu terciptanya kelulusan siswa diatas 75 %

Kalau ini dibiarkan oleh Pemerintah maka siap-siaplah akan kehancuran Pendidikan di Indonesia.

Hal ini bukan tidak diketahui oleh pihak atas, tetapi pura-pura tidak tahu untuk memperkokoh jabatan atau mendapat predikat baik dari yang lebih atas.

Hai Pemerintah jika ingin kewibawaan Pendidikan di Indonesi tegak kembali di mata Dunia maka mari kita gelontor 1 atau 2 tahun model ini agar pendidikan tegak kembali

7 komentar:

  1. Betul emang betul.........

    BalasHapus
  2. Betul tuh saya pernah lihat dan dengar di Televisi rekaman penyelewengan UNAS tetapi kejadian itu disanggah oleh Kakanwil.

    Emangnya gak ada kerjaan merekam penyelewengan itu, kalau bukan ingin membenahi pendidikan dengan jalan menunjukkan rekaman itu di TV dan masmedi supaya orang-orang atas melek.

    seharusnya Kakanwil tidak langsung menyanggah tetapi harus menelusuri bukti tersebut.

    Menurut saya memang suatu kebodohan, kalau kita tidak percaya akan hal itu. Masak sekolah yang murid-muridnya pintar dan aktif lulus 100% dan sekolah yang siswa2nya kurang puintar dan malas juga lulus 100%, mustahillah dan sangat mustahil...hil...hil...hillllllllll

    BalasHapus
  3. haa,,
    jadi siapakah yg harus disalahkan?
    TP sebenarnya Kita tdk bleh tx itu.
    yg terpenting kita lakukn kewjbn sebgai SISWA.yg tugasx harus belajar!
    dan seorang guru yaa,,harus mengajar serta memberi didikan dan contoh yg baik untuk siswax!

    klo itu bs dilakukan mungkin bs klie,,,sistem pendidikan di indonesia lebih obyektif.

    BalasHapus
  4. Masya Allah pembodohan berjamaah telah teerjadi di negara ini, semoga mereka cepat sadar karena perbuatannya akan mempercepat kehancuran negara ini.

    BalasHapus
  5. Emang benar mungkin karena ada suatu pendapat bahwa bila jabatan ingin selamat maka siswa harus lulus 100%. Jadi bagaimanapun caranya ya harus bisa lulus 100%.

    lagian pemerintah memberikan suatu standarisasi tanpa diikuti dengan fasilitas yang memadai. mana mungkin bisaaaaaa.

    BalasHapus
  6. Pemerintah terlalu menghamburhamburkan uang dalam Pendidikan tetapi kebocoran banyak disana sini.
    Kalau dulu sekolah tanpa fasilitas yang standar malah bisa dikatakan tidak ada kenapa pendidikan bisa berhasil, hingga Malaysia berguru pada kita, hal itu karena kita menilai siswa apa adanya. Kalau siswa mampu yang dinilai mampu, siswa bisa mengerjakan Ujian ya dinilai Lulus, begitu pula sebaliknya.

    BalasHapus
  7. kl disekolah bapak sendiri bagaimana.apa juga ada tim sukses. kl emang ada dan bapak diam aja berarti bapak setuju dong. apa itu ndak juga ikut meracuni?atau bapak sendiri yang ikut jadi tim sukses?tapi semoga tidak.karena semua itu ada guru2 yang dijadikan tim sukses mau. kalo tidak mau khan ndak ada.juga kita tahu tapi kita diam aja.

    BalasHapus

Silahkan Beri Komentar :